JAMBI – Faktor penyebab dari insiden kecelakaan kerja yang terjadi beruntun di areal kerja perusahaan PT PetroChina International Jabung Ltd – KKKS-SKK Migas- - di Blok Jabung, di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi yang menjadi isu menonjol secara nasional bahkan global, masih jadi tanya besar warga.
“Sekarang ini sudah era keterbukaan. Publik berhak untuk segera tahu, penyebabnya apa. Apakah ada faktor kelalaian, lemahnya pengawasan atau apa. Ini peristiwa menonjol, ada nyawa manusia yang melayang dan beberapa orang lagi luka berat, ” ujar seorang tokoh masyarakat daerah pesisir timur Jambi Arie Suryanto.
Sosok Arie yang terkenal vokal dalam membela masyarakat dan lingkungan hidup di daerah pesisir timur Jambi tersebut, meminta aparat penegak hukum, dan pemangku instansi teknis terkait supaya bekerja tegas, transparan, untuk mengungkap insiden beruntun yang telah menyebabkan dua pekerja meregang nyawa, dan enam lainnya cidera serius.
“Ini menjadi penting, supaya tidak berulang terjadi. Saya bukan dalam kapasitas untuk menjastifikasi (menuduh, red). Tetapi setahu saya, yang namanya pekerjaan di sektor migas, sejatinya jika operasionalnya sesuai SOP, insiden yang banyak makan korban bisa dihindari, ” papar Arie seraya berharap pihak SKK Migas selaku pengayom KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) PetroChina mengungkapnya secara transparan.
Untuk diketahui, kecelakaan kerja di areal kerja PT PetroChina International Jabung Ltd, pertama terjadi pada tanggal 18 Desember 2022. Insiden terjadi di area NEB#9 di Kecamatan Betara, Tanjungjabung Barat, sekitar pukul 01.45 dini hari, Minggu (18/12). Dua pekerja dilaporkan tewas, atas nama Kastalani dan Randi Aprianto. Dan empat lainnya mengalami luka bakar parah.
Kasus insiden pertama ini, pengusutan hukumnya kini telah diambil alih oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jambi.
“Benar, masih kita periksa untuk mengetahui apakah ada unsur pelanggaran hukumnya, ” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Kombes Christian Tory kepada media ini.
Peristiwa kedua terjadi, masih tengah malam, sekitar pukul 23.33 WIB, Senin (9/1/2023), di areal tangki lumpur Rig Bohai-85 PetroChina di Desa Delima, Kecamatan Tebing tinggi, Tanjung Jabung Barat. Dilaporkan tiga pekerja cidera luka bakar dan patah tulang.
Tidak hanya itu, pada tangga 11 Februari 2023, berdasarkan informasi masyarakat, terkabar ada satu pekerja meninggal di areal kerja PT PetroChina karena sakit. Namun benar tidaknya soal itu, hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi dari pihak managemen PetroChina.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, ada dugaan insiden beruntun di areal kerja PetroChina Bloka Jabung, Jambi, akibat faktor kelaian. Terutama untuk insiden pertama yang menewaskan dua pekerja. dari lemahnya pengawasan petugas berkompeten di lapangan. .
Baca juga:
TNI AL Tangkap 8 Kapal Pencuri Batu Bara
|
Pasca kejadian tersebut, terbetik kabar ada pergantian pimpinan di tingkat operasional yang diduga saat kejadian tidak ada di lokasi kerja. Pihak managemen disebut-sebut melakukan penunjukan terhadap pekerja berinisial RH sebagai Act Field Manager dan IWS sebagai Field Manager yang kedua bekerja secara bergantin.
Sementara itu, RH yang merupakan salah satu pekerja senior di lingkungan PetroChina, yang diduga turut andil dalam pembuatan keputusan terhadap penggantian prosedur perbaikan pipa yang meledak. Yang bersangkutan, menurut sumber media ini, tidak melakukan pengawasan langsung di lapangan saat insiden terjadi.
Sampai berita ini dilansir, belum diperoleh keterangan resmi dari pihak PetroChina soal isu yang mengait pekerja berinisial RH tersebut. (s.permato)